Monday, January 12, 2009

Skenario Perundingan dan Kesia-siaan Israel

Oleh Musthafa Luthfi *

Serangan hingga memasuki hari ke-9 itu menimbulkan korban sekitar 490 orang gugur sebagai syuhada dan lebih 2.300 lainnya luka-luka. Korban jiwa dan kerusakan materi sebagai bukti kedustaan negeri Zionis itu yang mengklaim serangannya bertujuan untuk melumpuhkan para pejuang bersenjata.

Sebagian besar korban adalah dari kalangan sipil yang 30 persen diantaranya adalah anak-anak dan kalangan wanita. Sejumlah pemimpin sayap militer Hamas dengan tegar mengatakan bahwa pihaknya baru sedikit sekali tersentuh serangan gencar udara Israel dan sedang menunggu pertempuran darat sebagai pertempuran sesungguhnya.

Secara kekuatan militer di lapangan, tentu pejuang Palestina di Gaza tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan militer Israel yang disebut nomor empat di dunia. Para pejuang Palestina hanya memiliki kekuatan moril dan semangat pantang menyerah melawan musuh Yahudi yang telah terbukti dalam rentetan sejarah sebagai pembunuh para Nabi dan ulama.

Kekuatan moril yang disertai doa 1 milyar umat Islam seluruh dunia meskipun para pemimpin mereka berpangku tangan merupakan daya dahsyat yang selama ini terbukti mampu mengatasi aksi barbarisme pasukan Zionis Israel . Para pemimpin Yahudi itu pada hari pertama agresi darat memang belum mendapatkan batu sandungan di Gaza sehingga masih menutup telinga dari seruan penghentian agresi.

Tanda-tanda bakal menemui sandungan sebenarnya telah nampak pada hari pertama penyusupan di darat. Sekitar 9 tentaranya tewas dan puluhan luka-luka ( Israel hanya mengakui seorang tewas dan 30 luka-luka) disamping 7 buah tank dilumpuhkan para pejuang Palestina 2 tank diantaranya berhasil dihancurkan.

Sejumlah pemimpin lapangan baik dari Brigade Syahid Ezzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas maupun Brigade Al-Quds, sayap militer Al-Jihad mengakui melalui TV Aljazeera yang berada di garis depan peliputan bahwa pertempuran darat sesungguhnya belum dimulai.

Serangkaian perjuangan gagah berani yang dibuktikan sekarang dan sebelum-sebelumnya akan tetap terpelihara dalam sejarah sebagai catatan generasi berikutnya. Sebagimana sikap memalukan dari para pemimpin dunia Arab dan Islam saat ini atas pembunuhan massal yang dialami kaum Muslimin Gaza juga akan dikenang selamanya.

Kita berharap para pejuang Palestina yang gagah berani dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan ditinggalkan oleh sebagian besar saudara-saudara mereka (terutama para pemimpin) baik yang dekat dan yang jauh tetap tegar menghadapi sikap berpangku tangan saudara seiman bahkan yang melecehkan sekalipun.

Kita juga berharap mereka termasuk golongan yang dimaksudkan Nabi dalam sabdanya seperti diriwayatkan Imam Ahmad yang maknanya ``sekompok dari umatku tetap tegar menjalankan agama dan menaklukkan musuh mereka, dan tidak berkecil hati menghadapi orang-orang yang menentang mereka kecuali menderita kesulitan hingga datang kepada mereka ketetapan (kemenangan) dari Allah dan mereka tetap seperti itu, para sahabat bertanya, wahai Rasulullah dimanakah mereka, Rasulullah menjawab : di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis (Yerusalem)``.

Namun yang lebih membuat banyak dada kaum Muslimin yang panas, adalah pelecehan terhadap para pejuang yang berusaha mengangkat martabat dan citra umat Islam seluruh dunia dengan ketegaran dimaksud. Bila pelecehan datang dari Israel dan sekutu-sekutunya bisa dimaklumi karena mereka adalah musuh, yang sangat menyakitkan adalah pelecahan itu datang dari sesama Muslim terutama sejumlah pejabat tinggi dan penulis/analis Arab liberal yang memang menguasai media massa .

Mereka mengggap perlawanan Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina lainnya sebagai tindakan sia-sia. Roket-roket Hamas yang diluncurkan ke Israel dinilai “absurd” (konyol) yang tidak akan menghasilkan apa-apa bahkan memancing Israel melakukan pembunuhan massal.

Singkatnya, tanggung jawab aksi Israel selaku negeri penjajah atas Gaza sebagai bagian Palestina yang masih terjajah, dilimpahkan kepada Hamas. Bila tidak mendukung perjuangan bersenjata sebaiknya diam, karena lontaran pernyataan dan tulisan-tulisan yang memojokkan Hamas sudah pasti sebagai lampu hijau bagi negeri Zionis itu untuk makin membabi buta menyerang warga sipil tak berdosa.

Biaya besar

Bila melihat kenyataan di lapangan, roket-roket Hamas dan para pejuang lainnya yang memang tergolong primitif dibandingkan dengan senjata Israel sebagai nomor empat terkuat di dunia, namun mampu membuat ``balance of fear`` (perimbangan ketakutan) di kalangan warga negeri Yahudi itu.

Karenanya tidak bisa dikatakan penembakan roket-roket tersebut sebagai tindakan konyol. Bila memang benar demikian, mengapa Israel baru-baru ini menganggarkan lebih dari 200 juta dolar AS untuk pengembangan pertahanan menghadapi serangan roket perjuangan dari Gaza .

Roket-roket tersebut telah menimbulkan kepanikan di tingkat struktur sosial negeri Zionis itu. Selama agresi di Gaza rata-rata sekolah, perkantoran dan pabrik di Israel yang berada dalam jangkauan roket-roket kuno yang terus berusaha dikembangkan daya ledaknya oleh para pejuang Palestina itu, diliburkan yang menimbulkan kerugian materi besar di Israel .

Serangan udara gencar Israel untuk mencari lokasi-lokasi penembakan roket tersebut sejauh ini gagal total sehingga sebagian petinggi militer negeri itu memutuskan serangan darat. Sebenarnya sebagian petinggi lainnya tidak sepakat sehingga serangan darat tersebut terkesan tanpa koordinasi.

Serangan darat dipastikan akan membutuhkan waktu lama dan bukan sekedar rekreasi bagi pasukan zioinis, tapi tidak berlebihan bila nantinya menjadi kuburan tentara Israel seperti yang terjadi di Libanon tahun 2006 saat melawan Hizbullah.

Bila agresi berlanjut hingga sebulan, maka sedikitnya Israel mengeluarkan biaya lebih dari 6 milyar dolar. Belum lagi korban jiwa di pihak pasukan daratnya yang bakal membuat opini umum negeri itu berbalik menentang agresi tersebut.

Pakta di lapangan sebelumnya juga membuktikan bahwa roket-roket yang dianggap perimitif tersebut telah memaksa Israel untuk menerima appeasement (peredaan) yang disepakati tanggal 19 Juni lalu yang akhirnya diakhiri Hamas sekitar dua hari sebelum serangan ke Gaza 27 Desember lalu akibat komitmen sebelah pihak pihak (Hamas dan faksi-faksi Palestina) dan pelanggaran yang tidak terhitung kalinya oleh Israel.

Singkatnya, peredaan selama sekitar 7 bulan itu membuktikan tanpa ada keraguan bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya yang dapat mempengaruhi para pemimpin Yahudi Israel untuk merespon tuntutan-tuntutan Palestina.

Peredaan kala itu juga sebagai buah keteguhan gerakan perlawanan menghadapi aksi militer dan embargo Israel meskipun dengan senjata primitif. Sekaligus membuktikan bahwa tembakan roket selama ini bukanlah aksi yang sia-sia sebagaimana yang selalu didengungkan otoritas Palestina di Ramallah, sejumlah pemimpin Arab dan banyak penulis Arab di koran-koran terkemuka Arab hingga persitiwa lautan api di Gaza sekarang ini.

Agresi kali ini tidak menjamin akan menelan korban ringan di pihak Israel namun sejumlah petinggi militer tetap memaksakan untuk memulihkan wibawa militer negeri yang menyebut dirinya “tak terkalahkan” itu setelah sempat dipermalukan Hizbullah pada perang 2006.

Hamas juga siap memperluas reaksinya setelah sebagian pemimpin politisnya ikut gugur sebagai syahid dalam serangan udara Israel , terutama Nizar Rayyan yang gugur bersama 14 keluarganya. Hamas mulai saat ini akan menjadi kepentingan Israel di manca negara sebagai target pembalasan.

Bahasa perlawanan inilah yang bisa memaksa negeri Zionis itu tunduk kepada kesepakatan yang telah tak terhitung kali dilanggarnya terutama sejak Persetujuan Oslo tahun 1993 yang secara de facto telah terkubur sesuai pengakuan kedua belah pihak (Israel dan otoritas Palestina).

Perundingan sia-sia

Bila bersikap jujur, justeru perundingan otoritas Palestina dan Israel yang sudah berlangsung puluhan kali dengan sejumlah kesepakatan yang senantiasa menguntungkan Israel itulah yang sebenarnya sia-sia. Meskipun berada di pihak yang diuntungkan, negeri Yahudi itu selalu melanggar janji.

Sebagai contoh kecil, sejak persetujuan Oslo tahun 1993, jumlah pemukiman Yahudi di daerah pendudukan Palestina meningkat lebih dari 10 kali lipat. Janji-janji kemerdekaan Palestina meskipun kemerdekaan tidak sempurna tak kunjung dipenuhi yang disebutkan setelah 5 tahun persetujuan, lalu diundur tahun 2005, lalu lewat perundingan Annapolis, AS di penghujung tahun 2007 dijanjikan akhir 2008, tak menajdi kenyataan yang ada agresi ke Gaza.

Belum lama ini, pemerintah Zionis itu juga mengumumkan pembangunan sekitar 7.500 unit perumahan baru pemukim Yahudi di Al-Quds Timur yang diakui oleh PBB dan masyarakat dunia sebagai daerah pendudukan milik bangsa Palestina.

Publik Arab dan umat Islam tidak bisa lagi dibodoh-bodohkan mana aksi yang sia-sia dan mana yang tidak sia-sia. Mereka pasti akan menjawab bahwa justeru perundingan yang sia-sia, karena semakin banyak Palestina memberikan konsesi semakin kuat negeri Yahudi itu menuntut sesutu yang tidak mungkin dikabulkan rakyat Palestina.

Tuntutan Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya termasuk sayap militer Fatah, adalah keseimbangan. Selain menyetujui perundingan politis, opsi perlawanan jangan dikesampingkan sebagaimana tuntutan Tel Aviv yang didukung AS dan dunia Barat lainnya.

Hanya opsi perlawanan itulah yang akan mampu menghadapi sikap kepala batu Zionis-Israel . Bila contoh keberhasilan Mesir berunding dengan Israel dengan kembalinya seluruh wilayah Sinai digunakan untuk menjustifikasi penghentian opsi perlawanan, juga tidak tepat.

Justeru keberhasilan Mesir dan tentara Suriah pada perang Ramadhan / Oktober 1973 mengakhiri mitos tentara Israel “tak terkalahkan” yang memaksa negeri Zionis itu akhirnya berunding serius dengan Mesir di Camp David tahun 1978.

Perundingan otoritas Palestina selama ini hanya bergantung kepada kehendak AS dan Eropa. Silahkan simak pernyataan EU yang sekarang diketuai oleh Cheko yang menyebutkan serangan Gaza sekarang ini sebagai bela diri Israel . Jadi agresi itu sejatinya konspirasi Barat yang sayangnya mendapat restu tidak langsung oleh sebagian negara Arab dengan cara mengecam Hamas sebagai penyebabnya.

Bila skenario Israel-Barat sukses dengan lenyapnya Hamas (meskipun kemungkinannya masih jauh), maka berdirilah negara Palestina dengan wilayah Gaza dan sebagian wilayah Tepi Barat yang terdiri dari tiga canton (daerah) terisolasi antara satu dengan lainnya yang mengekor ke kedaulatan Israel .

Inilah skenario sebenarnya yang tidak mungkin dihadang hanya lewat kecaman dari para pemimpi Arab dan dunia Islam. Yang bisa menghadangnya hanyalah opsi perlawanan meskipun dengan persenjataan apa adanya. Akhirnya, seharusnya kita tidak perlu ragu-ragu lagi mengatakan bahwa yang sia-sia adalah perundingan tanpa opsi perlawanan, bukan roket-roket Gaza .

Sana`a, 7 Muharram 1430

* Penulis mantan wartawan Antara Timur Tengah. Penulis bermukim di Yaman dan kini mengisi secara rutin analisis dunia Islam di www.hidayatullah.com

Israel Kian Terancam dan Tak Lagi Superior

Hidayatullah.com--Kini, tak ada satu pun kota Israel yang aman dari serangan Arab meski puluhan skuadron pesawat tempur canggih dan wahana anti rudal menjaga ketat kota-kota Israel.

Bahkan saat tank-tank canggih Abrams, lusinan heli tempur Apache dan salah satu pasukan infanteri paling terlatih di dunia menginvasi Gaza sejak 3 Januari 2009, luncuran roket Hamas tetap menghujam bumi Israel.

"Hamas masih cukup memiliki roket dan mortir untuk terus ditembakkan jauh ke dalam wilayah Israel sampai beberapa minggu," kata Kepala Litbang Intelijen Militer (Aman), Jenderal Yossi Beidatz, seperti dilansir AFP (6/1).

Hamas yang berada di jantung Israel kian mengancam negara Yahudi itu dan didukung rakyatnya terbukti pemilu Palestina Januari 2006 lalu telah memenangkan Hamas dan membuat Israel serta rezim-rezim Arab sekutu AS ketakutan.

Israel harus menerima kenyataan, semua pemenang proses demokrasi di Timur Tengah berubah menentangnya, tak terkecuali Turki yang sebelumnya menjadi sahabat kentalnya atau Iran yang kini menjadi musuh paling fanatiknya.

Israel juga menghadapi Presiden terpilih AS yang bungkam menyikapi ulah usilnya di Timur Tengah, padahal sebelumnya rezim-rezim baru Washington selalu berhasil dipancing Israel untuk berkomentar.

Wayne White, mantan analis Timur Tengah di Departemen Luar Negeri AS, menilai Obama bungkam karena ia menghadapi kompleksitas konflik Gaza dan melihat Israel berlaku bodoh di Gaza.

"Jika saya Obama, saya juga akan memilih bungkam," kata Wayne seperti dikutip Washington Times (30/12).

Sendirian

Ketika Obama akhirnya berbicara, si hitam beradik keturunan Indonesia itu tidak mengisyaratkan ia bersetuju dengan Israel, sebaliknya menyampaikan kalimat yang netral sehingga tak membuat gerah Arab.

"Tegasnya, saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas konflik yang berlaku di wilayah itu," kata Obama seperti dikutip DPA (7/1), tanpa mengomentari legalitas agresi Gaza yang justru diinginkan Israel.

Sikap diam Obama adalah kemunduran bagi Israel yang malah menegaskan fokusnya pada perbaikan ekonomi dan dengan cerdik membebankan Gaza pada rezim George Bush yang turut mengarsiteki krisis Gaza.

"Saya kira pemerintah Bush sangat nyaman mendukung Israel dan tak melibatkan diri atau mencoba upaya gencatan senjata," kata Scott Lasensky, analis United States Institute of Peace, mengomentari aransemen Bush di Gaza.

Sejumlah kalangan bahkan meminta Obama tegas dengan tidak menuruti Israel.

"Obama mesti memulai inisiatif baru karena proses damai Annapolis pada November 2007 tidak menghasilkan apa-apa," ulas Nathan Brown, analis Carnegie Endowment for International Peace, menunjuk prakarsa damai kreasi Bush yang menguntungkan Israel semata itu.

Jelas, Israel sendirian di Timur Tengah, apalagi Bush yang memanjanya segera raib dari Gedung Putih.

Turki yang lama menjadi sekutunya pun menjaga jarak setelah pemerintahan pimpinan AKP enggan menyeret Turki merapat ke Israel.

Jangan tanya sikap Eropa karena banyak negara seperti Prancis dan Jerman, geram terhadap ulah Israel yang gemar menyepelekan hukum internasional.

"Tuan Presiden (Shimon Peres), anda menghadapi masalah serius dengan dunia internasional dan citra Israel tengah hancur," kata anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Uni Eropa Benita Ferrero-Waldner saat menyampaikan sikap Eropa di Gaza.

Hanya karena ingin memupus perasaan bersalah atas genosida semasa Perang Dunia Kedua, Eropa ingin terlihat seimbang di Palestina dengan menyeru Hamas mengakhiri serangan roket ke Israel.

Sadar

Israel sendiri sadar petualangannya di Gaza tak akan sepermanen saat mereka merampas Sinai pada Perang 1967, lagipula ekspedisi kali ini hanya untuk konsumsi pemilu.

Israel juga tahu Hamas yang menjadi musuhnya sekarang lebih militan dibanding musuh musuhnya pada masa lalu, diantaranya karena memiliki roket-roket Iran yang menjangkau semua wilayah Israel.

Oleh karena itu, agresi Gaza adalah juga pesan Israel pada Iran yang membuatnya menjadi demikian tidak aman dan tak lagi superior. Iran menodong Israel dengan roket Grad dan Fajar tanpa menggelarkan seorang pun tentara.

"Iran cukup memasukkan anasir kimia dan biologi pada rudalnya dan hancurlah Negara Yahudi. Itu semua dilakukan secara terselubung melalui Hamas dan Hizbullah sehingga Iran bisa mengklaim diri bersih," kata Profesor Rabbi Daniel Zucker, Ketua Americans for Democracy in the Middle-East seperti dikutip Jerusalem Post.

Israel juga tak bisa mengandalkan sekutu Arabnya yang belakangan terlihat rapuh dirongrong oposisi yang umumnya senafas dengan Hamas.

Keengganan Mesir untuk tegas di Palestina misalnya, lebih karena dimotivasi oleh kekhawatiran Hamas menulari kaum oposisi Mesir. Pandangan serupa dianut rezim Arab moderat lainnya seperti Arab Saudi dan Yordania yang tak ingin shiah Iran menyemangati kaum oposisi.

Presiden Husni Mubarak tak saja khawatir Hamas mengancam Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Fatah, tapi juga karena dia memiliki agenda politiknya sendiri, menetralisir oposisi, khususnya Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul memang dinyatakan terlarang, namun para aktivisnya yang kini menjadi anggota parlemen dari garis independen telah membentuk kaukus oposisi besar di parlemen di mana tokohnya yang bernama Mohamed Habib menuduh Mubarak bersekongkol dengan Israel.

Habib juga menyebut Israel telah mengiris wilayah Arab, menjarah kekayaannya dan menghapus identitas budayanya. Untuk itu, Habib melihat perlawanan Palestina di Gaza adalah garis depan pertahanan Arab guna menghadapi rekayasa Israel.

Ekspedisi militer Israel di Gaza adalah memang rekayasa dan petualangan Partai Kadima dalam menaikkan popularitasnya menjelang pemilu legislatif 10 Februari 2009.

Kalau dulu PLO atau Hizbullah di Lebanon yang menjadi pion pendongkrak popularitas politik Tel Aviv, maka kini mereka memainkan Hamas sebagai bidak pendongkrak popularitas politik dengan membesar-besarkan ancaman Hamas. Padahal, militansi Hamas adalah reaksi dari embargo tak manusiawi Israel di Gaza.

Dengan embargo Gaza, Israel ingin melemahkan Hamas sehingga tak mampu memerintah dan Gaza pun kacau untuk kemudian menjadi pintu masuk bagi penggulingan Hamas oleh Israel.

Hamas berupaya menembus blokade itu, mulanya dengan penyelundupan, namun frustasi dan terpaksa mengadopsi serangan bersenjata, satu tindakan yang justru diinginkan Israel karena menjadi pembenar bagi invasi ke Gaza.

Pengepungan

"Padahal bukan hanya Hamas yang ingin mengakhiri pengepungan Israel, tapi juga seluruh rakyat Palestina. Itu keinginan semua manusia dan bangsa yang bercita-cita hidup sebagai manusia merdeka," kata editor Jerusalem Post, Larry Derfner (31/12).

Dengan merusak ketertiban Gaza lewat kampanye militer, total sudah kekacauan di Gaza dan Israel pun percaya Hamas bakal seinferior Fatah.

"Hamas tak akan seperti Fatah yang lemah, korup dan tidak populer. Hamas justru akan kian ekstrem karena blokade dan serangan terus menerus Israel hanya membuatnya berpikir sia-sialah bernegosiasi dengan Tel Aviv," kata wartawan AS keturunan Iran, Nir Rosen, dalam tulisannya di halaman Aljazeera (30/12).

Lebih dari itu, invasi ke Gaza bukan saja mendegradasi citra Israel, namun juga memojokkan sekutu Arabnya.

"Damaskus telah menarik diri dari pembicaraan tripartit dengan Tel Aviv dan rakyat Arab murka tak hanya pada Israel dan AS, tapi juga pada pemerintah mereka yang dianggap bersekongkol dengan Washington," tutur Rosen.

Tidak itu saja, krisis Gaza telah menajamkan militansi muslim garis keras seluruh dunia sehingga menyulitkan Obama mengampanyekan perdamaian global, satu situasi yang didesain Israel.

"Saya telah berbicara dengan para aktivis jihad di Irak, Lebanon, Afghanistan, Somalia dan banyak lagi. Mereka menyebut Palestinalah yang memotivasi gerakan jihad mereka," ungkap Rosen.

Tak heran jika rakyat Israel sendiri mulai mengkritisi pendekatan pemerintahnya di Gaza. Dari 81 persen warga yang mendukung kampanye militer ke Gaza, hanya 39 persen yang percaya Hamas bisa digulingkan.

Jika pun Israel menang maka kemenangan itu malah mengungkap ketidakmampuan Israel hidup berdampingan dengan bangsa lain dan masyarakat Yahudi pun bertanya apa yang sebenarnya diinginkan para politisi Israel.

"Inikah keterbatasan kita sebagai manusia yang dilahirkan kembali dari holocaust (pembasmian etnis semasa Perang Dunia Kedua)?" tanya Sara Roy, cendikiawan Yahudi pengarang "Failing Peace: Gaza and the Palestinian-Israeli Conflict" seperti dikutip Christian Science Monitor (2/1).

Sara adalah seorang dari kelompok warga Yahudi yang ingin adil mengkritisi bangsanya, bukan saja demi keadilan universal, namun melihat fakta betapa Israel sekarang sendirian dan tererosi superioritasnya. [jafar m. sidik/ant/www.hidayatullah.com]

Belum pernah Israel seterancam seperti sekarang, apalagi belum genap dua tahun lalu, superioritas militernya dipatahkan oleh Hizbullah.

Friday, January 9, 2009

Perang Agama, Ras, atau Apa?

Israel memang nyusahin. Kita semua jadi repot. Harus demo, harus mengutuk, harus wiridan. Qunut nazilah. Diskusi sana-sini. Belum keluar duitnya. Utus orang untuk bantu penanganan kesehatan. Macam-macam. Anda semua juga pasti jadi repot. Ngerusak acara. Ngaco irama. Program kita jadi ekstra ini-itu. Hati jadi rusuh. Pikiran mesti menanggung beban dan mengolah hal-hal yang mestinya tak perlu. Saya diserbu SMS. Ada yang info saja, ada yang mobilisasi. Ada yang menuntut supaya saya turut menyatakan kutukan, seolah-olah ada yang tertarik memerlukan kutukan saya. Lebih-lebih lagi seakan-akan kutukan saya akan mampu mengubah arah terbangnya nyamuk.

"Kenapa sih Cak kok semua pembicaraan tentang penyerbuan Israel ke Gaza hanya satu saja temanya: kekejaman?" kata sepotong SMS.
Saya jawab dengan jengkel, "Pertama, kok nanya saya? Kedua, emang saya tahu apa tentang itu? Ketiga, orang lagi perang, kita diskusi."

"Kenapa tidak ada analisis yang agak luas, yang historis-komprehens if tentang segala hal yang melatarbelakangi konflik itu."
"Walah! Mana saya paham...."

"Kan harus diperjelas oleh kita semua bahwa konflik Israel-Palestina itu konflik ras, konflik agama, atau apa? Kalau ras, kan banyak juga warga Palestina yang beragama Nasrani. Apakah ini perang agama Yahudi melawan Islam-Kristen? Kalau ya demikian, mestinya semua umat Islam di dunia bahu-membahu dengan semua umat Protestan dan Katolik melawan Yahudi. Hancur dong Israel ngelawan Arab Saudi dan negara-negara Islam lain, Indonesia, gabung sama Amerika, Jerman, Inggris dll. Dengan catatan bahwa agama mayoritas penduduk menentukan sikap pemerintahnya. "

"Ya, lantas?"

"Orang beragama Yahudi kan juga tidak hanya ada di Israel, tapi juga di mana-mana, terutama negara-negara Barat, bahkan di Amerika Serikat banyak menguasai berbagai kunci strategis di bidang politik dan perekonomian. Berarti akan terjadi multikonflik di berbagai negara ndak karu-karuan di antara pemeluk tiga agama itu, kecuali Indonesia... ."

Saya goda, "Indonesia tak kalah serem konflik internalnya. Kan Yahudi itu bukan tidak ada di Indonesia. Jewish mirip-mirip Jawa, J dan W-nya. Ibu kota Israel saja Java Tel Aviv. Banyak kantor Yahudi di negara-negara Barat selalu pakai kata "Java". Ukiran hias di mahkota para rabi Yahudi mirip ukiran pintu bagian atas di sejumlah tempat pesisir utara Pulau Jawa. Makanya, kalau memang Israel jantan dan punya nyali, suruh serbu Indonesia, ayo kalau berani!"

"Saya serius, Cak."

"Saya juga serius. Kalau Israel berani nyerang kita, persoalan PHK menjadi beres. Jutaan orang yang tak punya kerjaan, jadi punya kerjaan. Pasti senang teman-teman itu kalau ada situasi perang. Hidup nggak ada harapan kok ditantang berkelahi, ya ayo!"

"Jadi, menurut Cak Nun, itu perang agama atau bukan?"
"Emang saya ahli Timur Tengah? Pakar agama? Nyang bener aje...."
"Atau perang ras?"
"Kalau saya sih ndak penting ras, agama, atau apa pun, pokoknya tidak perang."

"Kalau ras, kayaknya nggak juga. Kan di Israel sendiri ada demo menentang keputusan perdana menteri mereka yang memutuskan penyerbuan itu. Orang Yahudi kan tidak semua Zionis. Banyak juga orang Yahudi yang anti-Zionisme, baik dari kalangan Yahudi Askinazim maupun Sepharadim. Bahkan bukan tidak ada orang Yahudi yang beragama Kristen atau Islam. Atau malah jangan-jangan ada juga Yahudi beragama Kristen atau Islam tapi pro-Zionisme. "

"Anda ini bingung kok ngajak-ngajak saya!"
"Saya ini mau tahu itu sebenarnya konflik apa? Kok nggak ada ujungnya, nggak ada selesainya, kayaknya sepanjang masa."
"Salah alamat kalau nanya ke saya. Yang paling efektif dan produktif, bertanya kepada Tuhan."
"Apa urusannya ama Tuhan?"
"Lho, cacing saja punya garis keterkaitan yang logis rasional dengan Tuhan.""Emang Tuhan mungkin terlibat dalam peperangan?"

Saya jadi gatal ingin menggoda lebih lanjut. "Kan seolah-olah Tuhan menggambarkan bahwa kehidupan ini begini: Ia memperjalankan manusia di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kan begitu di Surah Al-Isro. Hidup ini ulang-alik berdialektika dari dan di antara kegembiraan dan duka, di antara cahaya dan kegelapan, di antara yang menyenangkan dan yang menyusahkan, di antara yang bikin hati semringah dengan yang bikin hati gerah. Kalau ingat Masjidil Haram, hati senang. Lantas ingat Masjidil Aqsa, hati jadi rusuh lagi. Dan itu semua berlangsung di malam hari. Artinya hidup ini kegelapan: kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi semenit mendatang. Apa kita penjual nasi, sopir taksi, pengusaha besar, pejabat tinggi, atau siapa pun: tidak tahu persis dagangan kita laku berapa, saham kita anjlok atau tidak, di depan sana ada calon penumpang nyegat taksi saya atau tidak. Hidup adalah malam hari. Dan seluruh SMS Anda itu seratus persen mencampakkan
saya ke kegelapan malam...."

"Gini aja, deh," kata SMS itu lagi, "kenapa sih kok Arab Saudi dan negara-negara Arab Islam tetangga Palestina tidak ngebantuin? Bahkan Iran yang dulu mengancam akan kirim rudal, nggak juga sampai sekarang."
"Mau saya teleponkan Pak Ahmadinejad sekarang?"
"Saya serius, Cak"

"Saya tidak hanya serius mikirin Palestina, tapi juga makin stres mikirin pulsa....".

(Emha Ainun Nadjib/Koran Tempo/6 Januari 2009/PadhangmBulanNetDok)

Kebiadaban Israel: Masa Depan Yahudi di Palestina

Kebiadaban Israel (Anjing): Masa Depan Yahudi di Palestina

Thursday, January 8, 2009

Kebiadaban Israel(Anjing): Partai di Indonesia pun ikut berpartisipasi

Kebiadaban Israel(Anjing): Partai di Indonesia pun ikut berpartisipasi

Partai di Indonesia pun ikut berpartisipasi

Partai Bulan Bintang (PBB) bukan (PBB=Persatuan Bangsa2 Banci).
PBB mengaku siap mengirim Brigade Hizbullah ke Palestina. Sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang mendapat serangan dari Isreal, DPP PBB mengaku sudah menyiapkan 500 orang anggota Brigade yang siap diberangkatkan. Dalam jumpa pers di kantornya, Sejken PBB Sahar L Hassan mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel.

Tidak hanya melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan statement kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa, langkah kongkrit yang akan dilakukan oleh PBB adalah dengan mengirim pasukannya ke Palestina. Mereka yang akan diberangkatkan diberikan pelatihan dan siap mati syahid.

PBB juga masih terus menggalang dana untuk diberikan kepada korban serangan Israel. Mereka juga akan melakukan aksi solidaritas dengan turun ke jalan untuk mendesak pemerintah memberi bantuan kepada warga Palestina.

Sementara itu, PKS juga rupanya menggugah pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atas penyerangan brutal militer Israel atas rakyat Palestina. Tidak hanya mengumpulkan dana untuk rakyat Palestina, PKS juga berencana mengirimkan 20 relawannya ke Palestina.

Dalam aksi solidaritas untuk Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Presiden PKS Tifatul Sembiring mengaku telah memberangkatkan 2 orang relawan PKS ke Palestina. Kedua orang relawan merupakan bagian dari 20 relawan PKS yang akan diberangkatkan. Menurut Tifatul, pengiriman relawan yang bekerjasama dengan Komisi Nasional untuk Rakyat palestina (KNRP) murni untuk kemanusiaan. Relawan yang diberangkatkan merupakan dokter serta tim medis yang dinilai akan cukup membantu di Palestina. Mereka rencanaya akan masuk ke Palestina melalui perbatasan mesir

Sementara itu aksi solidaritas untuk Palestina diikuti sekitar 200 ribu simpatisan PKS. Dalam aksinya PKS menuntut pemerintah AS agar lebih berperan aktif dalam menghentikan serangan militer Israel atas wilayah Gaza Palestina. Aksi yang juga diikuti kaum wanita ini sempat membuat kemacetan sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH thamrin serta ruas jalan diseputar Monas.

Kondisi Ril Yahudi di Palestina Saat Ini

Saat gerakan Zionis Yahudi mendeklarasikan berdirinya Negara Israel tahun 1947 lalu, bangsa Yahudi yang telah menduduki Palestina boleh berbesar hati dan berbangga diri karena mendapatkan dukungan dari seluruh penjuru dunia di bawah lembaga dunia yang mereka dirikan bernama PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Tractat Inggris adalah yang paling berjasa dalam pendirian negara haram tersebut. Kemudian menyusul Rusia, eks Uni Soviet dan entah bagaimana setelah itu diambil alih oleh Amerika Serikat.

Dukungan tersebut secara tak langsung mereka dapatkan pula dari negeri-negeri Islam seperti negera-negara teluk, Suriah, Jordanoia, Irak, Mesir, Turki dan sebagainya. Perang Arab-Israel 1948 tak lain adalah perang antar puluhan ribu Mujahidin yang dikoordinir Ikhwanul Muslimin yang datang dari Mesir, Suriah, Jordania, Irak dan sebagainya. Pasukan Arab yang dikirim dari berbagai negara tersebut hanya bertugas untuk melucuti senjata para Mujahidin tersebut, dan bahkan mereke disuruh pulang dengan alasan konsolidasi. Namun setelah mereka pulang, mereka beramai-ramai dijeblosakan ke dalam penjara.

Demikian juga halnya dengan peang 1967, di mana pasukan negara-negara Arab hanya sebagai penghambat para Mujahidin untuk perang dengan pasukan Yahudi secara face to face. Dua peristiwa tersebut, 1948 dan 1967 sangat berbeda dengan peristiwa intifadhah Desember 1988 yang dipimpin langsung oleh Syahid Syekh Ahmad Yasin dan ilemen Palestina lainnya. Sudah 20 tahun berlalu, beluam ada indikasi intifadhah dapat dihentikan. Padahal menurut perkiraan para petinggi Yahudi, untuk menghentikan gerakan intifadhah hanya diperlukan kurang drai 24 jam. Sebaliknya, setahun belakangan Hamas bukan hanya menguasai Gaza yang berpenduduk 1.5 juta jiwa, akan tetapi juga berhasil meningkatkan penguasaan senjata strategis termasuk roket jarak jauh yang mereka rekayasa sendiri. Yang menarik lagi, setelah serangan Yahudi ke Gaza sejak 10 hari lalu, mnalah Hamas semakin popular dan semakin mendapat simpatik dari dunia, terlebih lagi dari kalangan pergerakan Islam di seluruh dunia.

Namun sebaliknya, bagaimana pula dengan Yahudi? Setelah 61 tahun Negara Israel berdiri di Palestina, apa yang mereka hadapi dan apa yang mereka dapatkan? Hari ini kita menyaksikan perubahan sikap politik dunia terhadap Palestina, khususnya terhadap Hamas yang menurut Amerika Hamas adalah organisasi teroris yang harus diperangi oleh dunia, termasuk oleh faksi Fatah yang sama-sama anak bangsa Palestina.

Pada 21 Agustus 2001, As-Syarqul Aqwsath, sebuah harian terkenal di kawasan negara-negara Arab menurunkan berbagai fakta tentang situasi dan kondisi Yahudi di Palestina. Di antaranya ialah, sekitar 18.000 - 20.000 orang Yahudi dari berbagai kalangan pindah warganegara, seperti Amerika dan khsusnya Jerman. Para petinggi Yahudi juga merasa kesulitan mengundang para Yahudi yang ada di luar negeri khususnya Rusia yang diperhitungan 2.8juta orang untuk hijrah ke Palestina. Hal tersebut disebabkan tidak adanya jaminan keamanan tinggal di Palestina yang semakin hari semakin mendapat peralawanan dari masyarakat Palestina.

Di samping itu, bangsa Yahudi yang tinggal di Palestina juga kesulitan menadapatkan keturunan, sehingga populasi mereka tidak meningkat secara signifikan dibandingkan dengan bangsa Palestina yang terkenal dengan jumlah anak mereka yang banyak. Sehingga diprediksi tahun 2020 bangsa Palestina yang di wilayah pendudukan saja akan mencapai 32 %, sedangkan di seluruh wilayah Palestin akan mencapai 58 %.

Masalah serius lain yang dihadapi bangsa Yahudi di Palestina ialah ketergantungan mereka terhadap pemerintah Amerika, sehingga dikatakan bahwa Israel adalah anak manja Amerika yang selalu diberi bantuan ekonomi dan senjata secara terus-menerus. Pertanyaannya ialah, samapi kapan Amerika mampu menanggung beban ekonomi, senjata dan politik bangsa Yahudi di Palestina? Apalagi belakangan ini Amrika sendang bergulat dengan bencana keuangan yang memporak-porandakan ekonomi negara adidaya itu.

Di samping masalah-masalah tersebut ada lagi masalah yang tak kalah seriusnya yang sedang dihadapi Yahudi di Palestina yakni sengitnya percaturan di anatara pentinggi mereke sendiri. Di tambah lagi dengan ratusan prajurut Yahudi yang setiap bulan mengalami sakit jiwa, bahkan tidak sedikit sampai bunuh diri. Masa Depan Yahudi Di Palestina

Bagi yang mengamati perkembangan Yahudi di Palestina, mehahami karakter bangsa Yahudi dan karakter konflik yang sedang mereka hadapi, seperti yang dijelaskan di atas, tidak ragu mengatakan bahwa masa depan Yahudi di Palestina sangat suram. Kendati Yahudi dunia sejak hampir satu abad belakangan berhasil memanipulasi sejarah Palestina melalui media massa yang mereka kuasai, merekayasa berbagai persitiwa dan berbagai kejahatan mereka di dunia dan khususnya di Palestina serta keberhasilan lobby mereka terhadap hampir seluruh pemimpin dunia, tak terkecuali pemimpin-pemimpin Dunia Islam sendiri, namun tidak ada jaminan bangsa Yahudi bisa merealisasikan impian mereka untuk mendirikan Israel Raya seperti yang direncanakan oleh para pemimpin gerakan Zionis yang dipimpin pertamakali oleh Theodor Herzl.

Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan keberadaan bangsa Yahudi di Palestina akan mengalami kehancuran atau kepunahan disebabkan perang yang mereka mulai dan ciptakan sendiri terhadap bangsa Muslim Palestina yang secara otomatis, mau tidak mau, cepat atau lambat akan melibatkan umat Islam sedunia. Artinya, pada suatu saat akan terjadi perang besar-besaran antara Yahudi yang menjajah Palestina dengan Umat islam sedunia.

Lalu, apa kata Al-Qur’an dan hadist Rasul Saw. tentang masa depan Yahudi dan perang besar tersebut? Mari kita renungkan beberapa ayat dan hadits Nabi berikut :

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَة ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112)

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah (Islam) dan tali (perjanjian) dengan manusia , dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Q.S. الْيَهُودِ Ali Imran : 112)

عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah bahwa Raslullah Saw bersabda : “ Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad karena ia adalah dari pohon Yahudi. (H.R. Muslim)

‘وفي إحدى روايات الحديث:"تقاتلون اليهود أنتم شرقي النهر وهم غربيه"فقال أحد الصحابة في حديث صحيح:أي نهر يارسول الله ،فقال:"نهر الأردن"،يقول الصحابي:والله ما كنت أعرف أن في الأرض نهرا يسمى الأردن.

Dalam hadits lain salah seorang Sahabat berkata : Kamu nanti akan memerangi Yahudi sedangkan posisi kalian di sebelah timur sungai (Jordania), sedangkan mereka di sebelah baratnya. Lalu sahabat lain berkata : Demi Allah aku tidak mengetahui bahwa di bumi ini ada sungai yang dinamakan “Jordania” wahai Rasulullah? Lalu Rasullah menjawab : “Sungai Jordania”

Berdasarkan hadits dalil-dalil di atas dapat dipahami bahwa perang besar tersebut benar-benar akan terjadi setelah Yahudi merajalela di muka bumi, khususnya di Palestina. Allahu A’lamu bish-showab..


Fathuddin Ja’far Dewan Redaksi Eramuslim.

Masa Depan Yahudi di Palestina

Gencarnya serangan pasukan Yahudi 10 hari terakhir ini terhadap kota Gaza yang dikuasai Mujahidin Hamas telah melahirkan simpati dunia, khususnya Dunia Islam. Hampir seluruh dunia, kecuali Amerika, bergerak membantu kaum Muslimin di Gaza dengan berbagai bentuk bantuan seperti makanan, obat-obatan, medis, demonstrasi besar-besaran, diplomasi, politik, doa dan bahkan jutaan kaum Muslimin menyatakan siap menuju Palestina untuk berjihad melawan dan mengusir kaum Yahudi yang telah mendirikan Negra Israel di atas bumi Palestina sejak tahun 1947.
Di antara fenomena yang menarik dicermati dari peristiwa Gaza kali ini ialah kekhawatiran Eropa yang diwakili Presiden Prancis, Sarkaozy. Sehinngga, Presiden Perancis Sarkozy harus bertandang ke Mesir untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Husni Mumabarak untuk membujuk Israel menghentikan serangannya ke Gaza dan segera berdamai dengan Hamas. Demikian juga Rusia merasa sangat gelisah dengan perkembangan yang terjadi. Di samping itu, pernyataan-pernyataan para pemimpin Arab seperti Qatar, Mesir, Jordan, Saudi Arabia dan juga Indonesia terlihat agak berpihak kepada rakyat Palestina dan khususnya Hamas, kendati dengan cara yang berbeda-beda. Padahal selama ini Hamas telah ditetapkan Amerika sebagai organisasi Teroris yang harus dilenyapkan di atas muka bumi.

Lebih dari itu, Perdana Menteri Turki, Thayeb Ordogan dengan tegas mengatakan akan segera melobi PBB sesuai dengan agenda yang diinginkan Hamas. Kendati terlihat lamban, Liga Arab dan OKI juga mulai bergerak. Menariknya lagi Presiden Venezuela, Hugo Chavez telah memerintahkan Dubes Israel hengkang dari negara pengekspor minyak tersebut. Lebih dari itu, Ratu Rania, Istri Raja Abdullah; Raja Jordania, mengeluarkan statement kerasnya seperti yang dkutip Islamoline.com : “Membiarkan Gaza dalam kondisi seperti ini adalah kekufuran (membangkang) pada Allah”. Semuanya seakan menyadari kezaliman yang dilakuakn bangsa Yahudi terhadap rakyat palestina yang sudah menderita berkepanjangan sejak lebih dari 60 tahun lalu.

Peristiwa Gaza kali ini benar-benar telah menyedot perhatian dunia - sekali lagi minus pemerintah AS - dan telah melahirkan atmosfir baru dalam gejolak dunia internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Betapa tidak? Sebagai contoh sederhanya saat penulis tadi malam menyampaikan informasi terakhir Palestina di sebuah masjid di Jakarta Timur yang tak terlalu besar yang dipenuhi sekitar 300an jamaah terkumpul dana untuk diinfakkan ke Palestina sekitar 19 juta rupiah. Sebab itu, tidak mustahil serangan pasukan Yahidi ke Gaza kali berpotensi menjadi titik awal bagi perubahan peta konflik dunia umumnhya dan peta kaum Yahudi khususnya




Mengenal Karakter Dasar Yahudi

Untuk memahami hakikat kejahatan yang dilakukan Yahudi di Palestina kita perlu mengenal karakter bangsa Yahudi. Terlepas dari percaya atau tidak, tapi fakta historis membuktikan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa yang memiliki karakter yang sangat jauh berbeda dengan karakter bangsa-bangsa lain. Jauh sebelum kelahiran Islam di Jazirah Arabia, bangsa Yahudi saat masih bersama nabi Musa as. mereka telah memperlihatkan karakter buruk yang suka membuat kekacauan dan melanggar perintah Allah dan nabi Musa. Mereka terkenal dengan bangsa yang ngeyel, mbalelo dan banyak bertanya untuk menghindar dari kewajiban agama. Perintah Allah menyembelih sapi betina misalnya, dipertanyakan berkali-kali dengan pertanyaan yang tidak bermutu, seperti warnanya apa, apakah sapi yang sudah digunakan membajak sawah atau belum, masih perawan atau sudah kawin dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah : 67 – 73).

Yahudi juga terkenal dengan kecendrungan melakuan kezaliman, makan riba (transaksi bisnis dengan bunga/ rentenir) dan memakan harta orang lain dengan jalan batil. (Q.S. Annisa : 160 – 161). Yang lebih mengerikan lagi ialah, mereka selalu mengingkari janji, membangkang terhadap perintah-perintah Allah, membunuh para nabi mereka jika ajaran para nabi tersbut tidak sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu nereka, mengatakan hati mereka tertutup, menuduh Maryam (Ibunda Isa as.) berzina dan mengklaim membunuh nabi Isa. (Q.S Annisa : 155 – 158).

Sejarah juga mencatat bahwa mereka adalah bangsa yang tidak bersyukur terhadap berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka, khususnya nikmat kehadiran para nabi dari keturunan mereka serta berbagai kelebihan dan keistimewaan yang Allah berikan kepa mereka. (Q.S Al-Maidah : 20). Mereka juga kufur terhadap nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Allah kepada mereka sehingga mereka berhasil keluar dari penjajahan, pembantaian dan kejahatan Firaun terhadap mereka dan keturunan mereka. (Q.S. Ibrahim : 6)

Yang tak kalah serunya ialah kecanduan mereka menyekutukan Allah kendati baru saja melihat kebesaran dan kekuasaan Allah membelah laut merah saat mereka menyeberanginya. Baru saja lolos dari kejaran Fir’aun, mereka melihat sekelompok manusia menyembah sapi, merekapun tergoda untuk meminta kepada Nabi Musa agar membuatkan tuhan sebagai sekutu Allah. (Q.S. Al-A’raf : 138).

Yang lebih membuat bulu kuduk kita merinding ialah perlakuan kasar dan tidak beradab mereka terhadap nabi Musa dan Allah saat mereka diperintahkan memasuki Palestina setelah lolos dari jajahan Fir’aun sekitar tiga abad lamanya. Allah bahkan menjamin kemenangan jika mereka mau masuk ke Palestina. Apa jawaban mereka saat mendengar perintah tersebut? Wahai Musa. Kami tidak akam memasuki Palestina selama kaum aggressor masih berada di sana. Pergilah Engkau dan Tuhan-mu ke sana, lalu berperanglah kalian berdua. Kami tunggu di sini sambil duduk-duduk. (Q.S. Al-Maidah : 21- 24) Na’uzu billah dari ucapan tersebut…

Itulah sekelumit karakter bangsa Yahudi yang diceritakan Allah melaui Al-Qur’an. Masih bayak lagi prilaku mereka yang tidak normal yang Allah bongkar dalam Al-Qur’an seperti merubah wahyu sesuai hawa nafsu, menyembunyikan yang hak, menyampuradukan hak dengan batil, menyuruh orang lain berbuat baik, namun diri mereka sendiri tidak melakukannya dan banyak lagi yang lain. Intinya adalah, mereka adalah bangsa yang sangat tidak beradab terhadap para nabi mereka dan bahkan terhadap Allah sebagai Tuhan Pencipta mereka sendiri. Lalu, bagaimana mungkin kita berharap bangsa Yahudi yang sudah dikutuk Allah itu beradab terhadap manusia lainnya, khususnya terhadap kaum Muslimin di Palestina?

Akibat karakter mereka yang sangat rusak dan menyimpang, mereka mengalami berbagai macam sakit jiwa seperti cinta dunia, ingin hidup 1.000 tahun, merasa lebih tinggi derajatnya dibanding bangsa lain, menghalalkan segala cara dalam berpolitik, berbisnis dan berbagai lapangan kehidupan lainnya sehingga hati mereka menjadi keras dan berkarat, alias tidak tembus wahyu, apalagi seruan, himbauan, saran dan sebagainya. (Q.S. Al-Baqarah : 74 – 76).

Berdasarkan informasi akurat dari Allah tersebut, fakta historis dan kenyataan yang kita saksikan hari ini, bangsa Yahudi bukanlah bangsa yang mudah diajak bernegosiasi dan menggunakan hati nurani dalam berinteraksi dengan manusia lain, apalagi dalam kondisi perang. Mereka hanya kenal bahasa otot dan kekerasan. Sebab itu, kalau masyarakat dunia, khususnya umat Islam mau menyelesaikan masalah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Yahudi di Palestina sejak tahun 1947, hanya ada satu kata : Jihad fii sabililllah, atau dengan kekerasan sebagaimana yang mereka lakukan puluhan tahun terhadap Muslim Palestina. Logika ini pula yang dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. terhadap mereka di Madinah dan Khaibar sekita 14 abad silam sampai mereka bertekuk lutut dan tidak berdaya.

www.eramuslim.com

Mubarak bermuka dua anjing


Ia menyebut Israel telah melakukan agresi brutal, namun tetap menyalahkan Hamas.

Setelah menjadi sasaran caci-maki seluruh dunia atas wewenangnya dalam memberi izin kepada Israel, Hosni Mubarak akhirnya angkat suara juga sehubungan dengan agresi Israel terhadap Jalur Gaza yang menewaskan (sampai saat ini) 375 orang Palestina tersebut.

Mubarak mengatakan bahwa Israel telah melakukan sebuah “agresi biadab”. Namun, ia juga bermuka dua. Ia pun menyalahkan Hamas sebagai pihak yang memicu Israel melakukan kekejian itu.

Sikap Hamas yang sekarang menolak untuk berdamai dengan Israel, ditanggapi Mubarak sebagai suatu hal yang akan memperpanjang agresi Israel di Jalur Gaza. (sa/reu)

why a lot of army israel's is a woman?

Kenapa Tentara Israel banyak yang wanita?

Berikut gambar-gambar tentara Israel:









Gambar Tambahan:





Israel membantai saudara Kita

Bagaikan anjing yang terus menggonggong. Israel terus saja melakukan aksi pembantaian secara keji itu. Mereka sama sekali tak peduli pada dunia. Karena, mereka sudah memegang kartu truf: AS, negara adidaya yang sejatinya sudah bangkrut itu ada d belakang mereka. Begitulah, usai menarik pelatuk dan menghantamkan roket, Israel hanya tinggal bertepuk tangan. Sementara, Muslim Palestina Gaza tercecer, bukan hanya antara diri dengan keluarga, tapi sudah lebih dari itu, badan dengan badan, dan badan dengan jiwa. Dan, negara-negara Arab, yang ada disebelahnya hanya menonton tragedi pembantaian.

Sementara kita jauh dari Palestina, apa yang harus dan bisa kita lakukan? Rasulullah suatu kali bersabda, “Bahwasanya perumpamaan orang-orang muslim itu ibarat satu orang (satu jasad) apabila salah satu bagian disakiti maka seluruhnya akan merasa sakit.” (HR Imam Ahmad bin Hanbal). Sungguh, Yahudi tengah membantai saudara kita di Gaza.


Seorang lelaki membawa mayat ayahnya yang renta yang telah tewas. Sungguh biadabnya orang yahudi.


Semuanya roboh, Yang tersisa hanya gedung ini, dan ia pun akan segera ambruk. Gedung lain di sekelilingnya telah rata dengan tanah dihantam puluhan roket Israel biadab!


Dengan beringas dan sadis, tanpa kenal rasa, seorang tentara Yahudi mengejar bocah Palestina yang lugu dan polos.

Rumah Sakit dan Petugas Medis Juga Dibom Israel


Sebuah kebohongan besar jika Israel mengklaim ingin menghancurkan Hamas dalam serangan brutalnya ke Jalur Gaza. Karena yang menjadi target serangan Israel adalah warga sipil, rumah-rumah penduduk bahkan petugas media dan rumah sakit !

Jumlah warga Palestina yang gugur syahid selama 10 hari pembataian Israel sudah mencapai 548 orang , 100 orang diantaranya syahid sejak Israel melakukan serangan darat hari Sabtu kemarin. Sejumlah aktivis kemanusiaan asing yang berada di Gaza mengatakan, Israel menembakkan dua misilnya ke bagian gawat darurat Rumah Sakit al-Awda di Jabaliya hari Senin kemarin.

"Dua buah misil jatuh di lapangan parkir yang penuh kendaraan sekitar 15 meter dari pintu masuk ruang gawat darurat. Akibat ledakan misil itu, pintu ruang gawat darurat hancur. Saat pemboman itu terjadi, ambulan-ambulan sedang sibuk keluar masuk membawa para korban," kata Alberto Arce dari International Solidarity Movement.

Selain menjatuhkan misil Rumah Sakit al-Awda, pesawat-pesawat tempur Israel hari Senin kemarin juga terbang di atas Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sehingga membuat semua orang di rumah sakit itu panik dan ketakutan.

Abu Khaled memeluk tiga anaknya yang luka-luka dan dirawat di salah satu ruangan rumah sakit itu, begitu mendengar suara jet tempur Israel. "Setelah itu, kami tidak bisa tidur tenang semalaman," kata Khaleed.

Pihak Israel menuding rumah sakit tersebut menyembunyikan seorang pemimpin Hamas. Tuduhan itu dibantah Naseem Ba'eem, menteri kesehatan Palestina. "Rumah sakit itu bukan barak militer atau markas besar pejuang," tukas Baeem.

Para dokter di Rumah Sakit al-Shifa juga sempat panik ketika terdengar deru pesawat tempur Israel. Mereka berusaha menenangkan para pasien yang menjerit ketakutan dan mengatakan bahwa rumah sakit tidak akan dijadikan target pengeboman.

"Meskipun saat itu kami juga sempat panik dan berpikir bahwa Israel bisa melakukan apa saja termasuk membom rumah sakit," kata Dokter Raed Harara, salah seorang dokter di Rumah Sakit al-Shifa.

Umi Said seorang warga Gaza hanya bisa geleng-geleng kepala dan geram mendengar rumah-rumah sakit juga menjadi target teror Israel. "Israel benar-benar sudah gila. Tidak cukupkan mereka menumpahkan darah?" kutuk Um Said.

Sebelumnya, Israel juga membombardir dua buah ambulan yang sedang melakukan evakuasi korban. Akibat bom-bom Israel itu, empat petugas medis syahid. Iyad Nasr, petugas Palang Merah di Jalur Gaza mengatakan, para petugas medis bukan hanya kekurangan tenaga medis dan obat-obatan serta peralatan medis yang terbatas akibat blokade Israel.

Amerika Serikat kembali menunjukkan keberpihakan pada sekutu kuatnya, Israel. Rancangan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa berisi tuntutan gencatan senjata di Gaza yang diajukan Libya atas nama 22 negara anggota Liga Arab dimentahkan AS sebelum pemungutan suara digelar.

Perwakilan AS beralasan rancangan resolusi tidak berimbang dan cenderung berpihak karena didalamnya tidak memuat desakan agar pihak Hamas menghentikan serangan roketnya. Sidang darurat Dewan Keamanan PBB yang dipimpin Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon berlangsung tegang.


AS Kembali Membela Israel

Selain Israel biadab AS juga biadab dengan sikapnya AS membuat Israel makin gencar membombardir Jalur Gaza. Hari ini, rudal Israel menghantam dan mengancurkan gedung parlemen di Gaza. Belum ada laporan korban jiwa dalam serangan ini. Kemarin, masjid juga menjadi sasaran rudal karena menurut Israel menjadi tempat penyimpanan granat dan roket Qassam. Hingga hari kelima, hampir 400 warga Gaza tewas dan 1700 lainnya terluka.


www.eramuslim.com


2009. www.israelbiadab.blogspot.com by AntiIsrael, Fuct!. Supported by: Orang2 yang s2k1t h4t1